SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI
INDRAGIRI RENGAT
TUGAS KELOMPOK
JUDUL :
SISTEM IMBALAN
MATA KULIAH :
MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA I
DIBUAT OLEH, NAMA :
1. SARDANI
SITUMORANG
2. NIKI
ARINDA MENTARI
RENGAT, NOVEMBER 2012
KATA PENGANTAR
Puji
Tuhan, Tugas kelompok ini dapat kami selesaikan, dan pada kesempatan ini kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak.
Semoga
tugas ini bermanfaat bagi kami dan Saudara-saudari, serta salam sejahtera bagi
kita semuanya. Amin.
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adalah kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa motivasi dasar bagi
kebanyakan orang menjadi pegawai pada suatu organisasi tertentu adalah untuk
mencari nafkah. Berarti apabila di satu pihak seseorang menggunakan
pengetahuan, keterampilan, tenaga dan sebahagian waktunya untuk berkarya pada
suatu organisasi, di lain pihak ia mengharapkan rnenerima kompensasi tertentu.
Berangkat dan pandangan demikiann, dewasa ini masalah kompensasi dipandang
sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh manajemen suatu
organisasi. Dikatakan merupakan tantangan karena kompensasi oleh para pekerja
tidak lagi dipandang sernata-mata sebagai alat pemuasan kebutuhan materielnya,
akan tetapi sudah dikaitkan dengan harkat dan martabat manusia.
Sebaliknya organisasi cenderung melihatnya sebagai beban yang harus dipikul
oleh organisasi tersebut dalam rangka upaya pencapaian tujuan dan berbagai
sasarannya. Berarti bahwa dalam mengembangkan dan menerapkan suatu sistem
kompensasi tertentu, kepentingan organisasi dan kepentingan para pekerja mutlak
perlu diperhitungkan.
Kepentingan para pekerja harus mendapat perhatian dalam arti bahwa kompensasi
yang diterimanya atas jasa yang diberikan kepada organisasi harus
memungkinkannya mempertahankan harkat dan martabatnya sebagai insan yang
terhormat. Tegasnya kompensasi tersebut memungkinkannya mempertahankan taraf
hidup yang wajar dan layak serta hidup mandiri tanpa menggantungkan pemenuhan
berbagai jenis kebutuhannya pada orang lain.
Kepentingan organisasi harus terjamin dalam arti bahwa melalui pengerahan
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, waktu dan tenaga para pekerjanya,
organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya yang pada gilirannya
memungkinkan organisasi tidak hanya sekedar mempertahankan eksistensinya,
melainkan juga untuk bertumbuh dan berkembang, baik dalam arti kuantitatif
maupun kualitatif.
Dengan perkataan lain suatu sistem kompensasi yang baik adalah sistem yang
mampu menjamin kepuasan para anggota organisasi yang pada gilirannya
memungkinkan organisasi memperoleh, memelihara dan mempekerjakan sejumlah orang
yang dengan berbagai sikap dan perilaku positif bekerja dengan produktif bagi
kepentingan organisasi.
Jika para anggota organisasi diliputi oleh rasa tidak puas atas kompensasi yang
diterimanya, dampaknya bagi organisasi akan sangat bersifat negatif. Artinya,
jika ketidakpuasan tersebut tidak terselesaikan dengan baik, merupakan hal yang
wajar apabila para anggota organisasi menyatakan keinginan untuk memperoleh
kompensasi yang bukan saja jumlahnya lebih besar, akan tetapi juga lebih adil.
Dikatakan wajar sebab ada kaitannya dengan berbagai segi kehidupan kekaryaan
para anggota organisasi seperti prestasi kerja, keluhan, tingkat kemangkiran
yang tinggi, seringnya terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan tugas dan bahkan
pemogokan serta keinginan pindah bekerja ke organisasi yang lain. Kalaupun para
pegawai tidak meninggalkan organisasi dan pindah ke organisasi lain, yang
sangat mungkin terjadi ialah timbulnya berbagai masalah dalam kekaryaannya yang
bersifat psikologis, teknis dan adininistratif.
Apabila suatu organisasi tidak mampu mengembangkan dan menerapkan suatu sistem
kompensasi yang memuaskan, organisasi bukan hanya akan kehilangan tenaga-tenaga
terampil dan berkemampuan tinggi, akan tetapi juga akan kalah bersaing di
pasaran tenaga kerja. Jika situasi demikiann terus berlanjut, organisasi yang
bersangkutan akan tidak mampu menghasilkan produk yang memungkinkannya mencapai
tujuan dan berbagai sasarannya. Jelaslah bahwa pentingnya pengembangan dan
penerapan suatu sistem kompensasi yang handal sangat penting bagi semua bentuk
dan jenis organisasi, tidak hanya berlaku bagi organisasi niaga.
Memang benar bahwa dalam mengembangkan dan menerapkan suatu sistem kompensasi
tertentu, suatu organisasi menghadapi berbagai kondisi dan tuntutan yang tidak
hanya bersifat internal, seperti kemampuan organisasi membayar upah dan gaji
yang wajar, akan tetapi sering pula bersifat eksternal seperti berbagai
peraturan perundang-undangan, persaingan di pasaran kerja dan lain sebagainya.
B. Landasan Teori
Kompensasi, seperti yang didefinisikan oleh Dessler (1997), merupakan semua
bentuk pembayaran atau kompensasi yang diberikan kepada karyawan dan timbul
dari pekerjaan karyawan tersebut. Agar dapat memberikan keuntungan baik bagi
individu maupun organisasi, maka sistem kompensasi harus dikelola dengan baik
dan efektif.
Sistem kompensasi yang efektif harus dapat memenuhi tujuan sebagai berikut:
a. Penghargaan atas prestasi kerja.
Kompensasi, terutama dalam bentuk gaji masih merupakan salah satu bentuk yang
efektif untuk menghargai hasil kerja atau prestasi kerja. OIeh karena itu,
pemberian kompensasi dalam bentuk apapun harus betul-betul dapat memberikan
kepuasan bagi karyawan sehingga mereka dapat lebih termotivasi dalam bekeija
dan meningkatkan kineija.
b. Menjamin asas keadilan.
Sebuah penghargaan tidak akan memacu motivasi kerja jika dalam pemberian
kompensasi tidak dilakukan secara adil. Asas keadilan mengandung arti bahwa
karyawan akan menerima kompensasi sesuai dengan besarnya konstribusi yang
mereka berikan terhadap organisasi.
c. Mempertahankan karyawan yang ada.
Ketidakpuasan karyawan yang disebabkan oleh ketidak-adilan dalam sistem
kompensasi cenderung mengakibatkan rendahnya loyalitas karyawan yang pada
akhirnya membuka kesempatan kepada karyawan untuk pindah keija ke tempat lain.
d. Memperoleh tenaga yang berkualitas.
Sistem kompensasi yang memuaskan dewasa ini telah menjadi tren bagi organisasi
dalam rangka menghimpun tenaga-tenaga yang berkualitas.
e. Pengendalian biaya.
Komposisi pengeluaran organisasi dalam pemberian kompensasi cenderung lebih
banyak dibanding pengeluaran-pengeluaran Iainnya. Tingginya pengeluaran
kompensasi (gaji dan insentif) secara Iangsung akan meningkatkan kebutuhan
terhadap modal kerja. Modal kerja yang besar pada akhirnya akan meningkatkan
produk yang dihasilkan.
f. Memenuhi peraturan pemerintah.
Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan, Pemerintah telah mengatur dan menetapkan
besarnya kompensasi (gaji) yang harus diberikan organisasi kepada karyawannya.
No comments:
Post a Comment