Bertobat dan Bersukacita
Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya ... baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya (Yesaya 55:7)
Seorang wanita kristiani menanyakan kabar saudara
seimannya. Dengan senyum lebar pria itu menjawab, "Saya sedang bertobat
dan bersukacita, Saudariku!"
Saya yakin pria
ini berjalan dalam roh pertobatan. Setiap hari ia mengakui dan berbalik
dari dosanya, serta bersukacita dalam pengampunan Allah.
Karena pertobatan sejati melibatkan ratapan, kita mungkin lupa bahwa
pertobatan menuntun kita pada sukacita. Ketika pertama kali bertobat dan
menjadi orang percaya, kita mengalami sukacita besar. Namun, bila
kemudian kita memilih untuk hidup di dalam dosa yang tak diakui,
sukacita itu pun akan hilang.
Daud percaya
sukacitanya dapat dipulihkan. Setelah mencurahkan perasaan dalam doa
untuk memohon pertobatan dari Allah, dengan rendah hati Daud memohon,
"Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari
pada-Mu" (Mazmur 51:14).
Saat berbalik kepada Tuhan, Daud memperoleh tujuan hidupnya kembali:
"Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan
pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu" (ayat 15). Melalui iman kepada Allah Maha Pengampun dan penuh belas kasihan, Daud mulai bersukacita kembali dalam keselamatannya (ayat 16,17).
Apakah Anda terkadang kehilangan sukacita atas keselamatan karena gagal
mengatasi dosa? Jika Anda mengakuinya, Allah akan mengampuni Anda (1 Yohanes 1:9).
Dia akan memulihkan sukacita Anda dan membantu mengatasi dosa yang
meresahkan Anda. Inilah makna menjadi orang kristiani yang "bertobat dan
bersukacita" --Joanie Yoder